Wednesday, June 19, 2013

SISTEM OPERASI: WONDERSHOE.COM

WONDERSHOE.COM
Wondershoe.com adalah sebuah situs belanja online yang menawarkan produk-produk buatan wonder shoe. Wonder shoe sendiri adalah sebuah merek sepatu yang sudah cukup terkenal di Indonesia. Wonder shoe memiliki berbagai outlet yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya di Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan masih banyak lagi.
Langkah-langkah berbelanja online di wondershoe.com:

Buka situs www.wondershoe.com pada halaman browser anda




Lihat stock yang tersedia dengan mengklik pilihan “shop”, lalu pilih “stock order” atau “pre-order” sesuai keinginan anda.





Jika sudah menetapkan pilihan barang yang akan dipilih, klik gambar tersebut.


Jika gambar sudah terbuka, pilih size yang anda inginkan.


Lalu pilih “add to shopping bag”, maka akan muncul tampilan seperti ini:


Jika sudah selesai berbelanja, klik “proceed to check out” lalu isi data diri anda secara lengkap, setelah itu klik “continue”


Setelah klik “continue”, pastikan data anda benar, lalu klik “confirm and process my orders”


Setelah itu, invoice number anda akan dikirimkan ke alamat email yang sudah diisikan

Setelah menerima invoice order dari kami, silahkan baca kembali semua detail pemesanan Anda, lalu lakukan pembayaran via transfer antar bank (BCA atau Mandiri).

Sesudah melakukan transfer pembayaran, lakukan konfirmasi pembayaran di www.wondershoe.com pada menu  "payment confirmation", isi nomor invoice, lalu klik “continue”


Proses belanja selesai, dan tunggulah pesanan anda sampai di rumah.

Monday, June 17, 2013

SISTEM OPERASI : TWITTER

TWITTER
Twitter adalah situs mikro blogging yang sedang booming di dunia pada beberapa tahun terakhir. Disebut mikro blogging karena twitter memungkinkan penggunanya untuk membaca atau menulis pesan seperti blog pada umumnya. Pesan tersebut disebut tweets, yaitu tulisan yang berisikan maksimal 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Tulisan dari pengguna twitter ini dapat di lihat oleh seluruh dunia.
Langkah-langkah mengoperasikan twitter:
1.  Buka halaman www.twitter.com, lalu klik sign in (jika sudah memiliki akun)     


               2. Ketik nama akun anda beserta passwordnya, lalu klik sign in.


  1. Setelah sign in, akan terbuka ‘timeline’ twitter anda. Timeline adalah halaman utama yang menampilkan berbagai menu untuk mengoperasikan twitter dan juga menampilkan berbagai tweets dari orang-orang yang sudah anda follow sebelumnya.

  1. Untuk menuliskan tweets di twitter, ketik kalimat yang anda ingin tulis di kolom “compose new tweets” lalu klik tweets.

  1. Untuk melihat profile kita, klik menu “me” yang ada di toolbar halaman twitter anda. Menu profile berisikan tentang tweets yang pernah anda posting.

  1. Untuk melihat siapa saja yang pernah anda ‘follow’, klik menu “following”. Orang-orang yang telah anda follow akan muncul dalah halaman timeline atau home anda setiap kali orang tersebut mempublish tweet mereka.

  1. Untuk melihat siapa saja yang menjadikan anda sebagai teman, atau siapa saja yang telah memfollow anda, klik menu “follower”.

  1. Untuk mengirimkan pesan yang bersifat rahasia yang tidak ingin diketahui oleh orang yang bukan anda tuju, gunakanlah “direct message”. Caranya, klik icon amplop yang ada pada halaman profile anda.

Untuk membuat direct message, klik “new message”, lalu ketik akun teman anda yang akan anda kirimi pesan tersebut, lalu tulis isi pesan anda, jika sudah selesai, klik send.

 
  1. Untuk melihat ‘mention’ yang masuk, klik menu “@connect” pada halaman twitter anda. Mention adalah sebutan untuk komentar atau apapun yang ditujukan kepada anda dari orang lain.

  1. Untuk membalas mention dari orang lain, klik pilihan “reply” pada mention yang ingin anda balas, lalu klik tweet.

  1. Untuk memfollow orang lain, search nama akun mereka pada kolom yang memiliki lambang kaca pembesar pada halaman atas twitter anda. Setelah akun tersebut ditemukan klik “follow”.

Langkah-langkah diatas adalah cara singkat mengoperasikan twitter.




Wednesday, May 22, 2013

Case Study Question: WHEN ANTIVIRUS SOFTWARE CRIPPLES YOUR COMPUTERS


1.      What management, organization, and technologyfactors were responsible for McAfee’s software problem?
-          Management: McAfee conducted a more thorough investigation into its mistake and published a FAQ sheet thatexplained more completely why they had madesuch a big mistake and which customers wereaffected.
-          Organization: The only way tech support staffs working in organizations could fix the problem was to go from computerto computer manually.
-          Technology: McAfee released a utilitycalled “SuperDAT Remediation Tool,” which hadto be downloaded to an unaffected machine, placedon a flash drive, and run in Windows Safe Mode on affected machines.

2.      What was the business impact of this software problem, both for McAfee and for its customers?
The impact of this software problem:
The customers were angry because their computers were crippled or totally non-functional. The updates mistakenly targeted a critical Windows file, svchost.exe, which hosts other services used by various programs on PCs. And it automatically damages the file of the costumers’ files.
The impact for McAfee, its reputation becomes worse and McAfee was criticized for its slow response to the crisis and for its initial attempts to downplay the issue’s impact on its customers. The company released a statement claiming that only a small fraction of its customers were affected, but this was soon shown to be false. Two days after the update was released, McAfee executive Barry McPherson finally apologized to customers on the company’s blog. Soon after, CEO David DeWalt recorded a video for customers, still available via McAfee’s Web site, in which he apologized for and explained the incident.
3.      If you were a McAfee enterprise customer, would you consider McAfee’s response to the problem be acceptable? Why or why not?
No, because the service McAfee is so slow, and mistakes are made computers defective or completely not working

4.      What should McAfee do in the future to avoid similar problems?
McAfee was criticized for its fast response to the crisis and for its initial attempts to downplay the issue’s impact on its customers. Which is the only way of fixing affected computers with VirusScan users applied the update, tried rebooting theirsystems, their network capabilities to detect USB drives.

MIS In Action
After read the responses of McAfee’s customers, I think, the apology didn’t inflame or helped the situation. The customers looked very angry and feel so disadvantaged because that incident. They loose their files, data, and their money which couldn’t get back.
“A false positive remediation” is a misidentified key Windows file called svcgost.exe as a virus, causing a PCs to crash or keep rebooting. In response, McAfee staffers have been working around the clock to help customers get their systems back online, McPherson said. The tool has been successful at remediating the problem caused by the faulty DAT update for multiple customers. The faulty DAT made it past the quality assurance checks because the problems arose during the testing process for this DAT file.
Disusun oleh:
Yeni Yunita Sari C1C011063
Ajeng Anugraheni C1C011083
Amellya Ganesha C1C011085
Dwi Saptya Rini     C1C010105

Saturday, January 5, 2013

Sekilas Tentang COSO dan COBIT


COSO

COSO adalah singkatan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. COSO memiliki kaitan dengan FCPA yang dikeluarkan oleh SEC dan US Congress pada tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. Perbedaannya,  FCPA adalah inisiatif dari eksekutif-legislatif, sedangkan COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor swasta.

Sektor swasta ini membentuk ‘National Commission on Fraudulent Financial Reporting’ atau dikenal juga dengan ‘The Treadway Commission’ di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA, IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi2 yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.

Walaupun disponsori oleh 5 professional association, tapi pada dasarnya komisi ini bersifat independen dan orang-orang yang duduk di dalamnya berasal dari beragam kalangan: industri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor. Nama ‘Treadway’ sendiri berasal dari nama ketua pertamanya yaitu James C. Treadway, Jr.

Komisi ini mengeluarkan report pertamanya pada 1987. Isi reportnya di antaranya adalah merekomendasikan dibuatnya report komprehensif tentang pengendalian internal (integrated guidance on internal control). Oleh karena itu dibentuk COSO, yang kemudian bekerjasama dengan Coopers & Lybrand untuk membuat report itu.

Coopers & Lybrand mengeluarkan report itu pada 1992, dengan perubahan minor pada 1994, dengan judul ‘Internal Control – Integrated Framework’. Report ini berisi definisi umum internal control dan membuat framework untuk melakukan penilaian (assessment) dan perbaikan (improvement) atas internal control. Fungsi report ini salah satunya adalah untuk mengevaluasi FCPA compliance di suatu perusahaan.

Poin penting dalam report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework’ (1992): Definisi internal control menurut COSO, yaitu suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
Efektifitas dan efisiensi operasional
Reliabilitas pelaporan keuangan
            Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
1. Control Environment
2. Risk Assessment
3. Control Activities
4. Information and communication
5. Monitoring
Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
1. Internal Environment
2. Objective Setting
3. Event Identification
4. Risk Assessment
5. Risk Response
6. Control Activities
7. Information and Communication
8. Monitoring


COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah proses model yang dikembangkan untuk membantu perusahaan dalam pengelolaan sumber daya teknologi informasi (IT). Proses model ini difokuskan pada pengendalian terhadap masing-masing dari 34 proses IT, meningkatkan tingkatan kemapanan proses dalam IT dan memenuhi ekspektasi bisnis dari IT.

COBIT adalah perantara antara manajemen TI dan para eksekutif bisnis. COBIT mampu menyediakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh semua pihak. Adopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi yang sulit.

Fokus utama dari COBIT ini adalah harapan bahwa melaui adopsi COBIT ini, perusahaan akan mampu meningkatkan nilai tambah melalui penggunaan TI dan mengurangi resiko-resiko inheren yang teridentifikasi didalamnya.

COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA). Saat ini pengembangan terbaru dari standar ini adalah COBIT Edisi 4.1.
COBIT memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
a. Executive Summary
b. Framework
c. Control Objective
d. Audit Guidelines
e. Management Guidelines
f. Control Practices
COBIT mengadopsi definisi pengendalian dari COSO yaitu : “Kebijakan, prosedur, dan praktik, dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dan hal-hal yang tidak diinginkan dapat dicegah atau dideteksi dan diperbaiki”.
Sedangkan COBIT mengadaptasi definisi tujuan pengendalian (control objective) dari SAC yaitu : “Suatu pernyataan atas hasil yang diinginkan atau tujuan yang ingin dicapai dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian dalam aktivitas IT tertentu”.
Komponen tujuan pengendalian (control objectives) COBIT ini terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi ( high-level control objectives ) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization acquisition & implementation ,delivery & support , dan monitoring.
COBIT di rancang untuk digunakan oleh tiga pengguna yang berbeda yaitu :
·         Manajemen : untuk membantu mereka menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi.
·         User : untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT  yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.
·         Auditor : untuk medukung/memperkuat opini yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.